Ara
![]() |
IG_AmrinaAfani (ara) |
Suara jangkrik masih
alami di sekitar pekarangan, dan suara siaran wayang dari radio klasik milik
kakek tua menambah suasana seperti tempo dulu. Indah sekali bila saat-saat
seperti ini kau bercerita tentang apa yang kamu lalui seharian... Aku akan
mendengarkanmu.
Atau kau sambil
bersandar di bahu ku yang gagah ini, hinggaplah, hinggap sampai kau tertidur
pulas...
Aku tak ingin yang
lainnya, aku menginginkan mu seorang saja.
Gugurkan rinduku,sayang...
seperti kau meluruskan cemasku hanya satu dekap seperti kemarin.
Izinkan aku menikahi
malam mu kembali, dan merawat anak-anak kesepianmu, agar damai lelap hingga
pagi mengecup keningmu.
“Apa yang ingin kau
sampaikan seandainya malam ini kau di sini?”
Mungkin kau akan
mengatakan keseruanmu bersama mereka teman-teman mu,sahabatmu atau keluarga
kecilmu yang sangat bahagia itu atau barangkali kenangan mu ingin kau kembali
namun kau menolaknnya lagi.
Mungkin kau pencemburu
yang handal, seperti diriku... Kau mencemburui yang berada di sekitarmu,
tubuhmu ingin sekali di peluk hangat, atau bibirmu begitu sangat mengering,
atau keningmu hanya tersentuh lantai tempatmu bersujud saja. Kau
menginginkannya, aku juga.
Namun biarlah waktunya
datang menghampiri kerinduanmu, rasa dingin, dan kantuk yang selama ini kau
rasakan sendirian.
Namun jika kau tak
bersamaku, atau tak pernah satu atap denganku kelak, aku akan mencari
pengantinya seperti dirimu atau barangkali hanya dirimu saja. Aku tak mempunyai
banyak pilihan sepertimu.
Aku tidak bisa memohon
bulan untuk turun ke Bumi, sama beratnya aku menyandingkan rasa rindu
ini,sayang...
Kau sekali saja peduli
padaku, agar aku tak merasa sedang rindu sendirian...mungkin dia yang berada di
dekatmu lebih beruntung, dapat menyaksikan purnama terbit di wajah lelapmu. Aku
cemburu momen seperti itu.
Sekitar sepuluh malam
lebih sedang terjadi, aku sering membayangkan pelan-pelan mengusap rambut
teruraimu, mengecup keningmu dan sekali-kali membisikkan lirih di telingamu
“Aku menyayangimu, saat warna biru menjadi abu-abu dan menjadi putih suci, tapi
entah...aku tidak tau.” Atau barangkali mengusap matamu yang kuyup sebab
kesedihan-kesedihan yang datang.
0 komentar:
Post a Comment