GERHANA MATAHARI TOTAL ( Batara Kala )

Original by nr_adhit

Menjelang datangnya Gerhana Matahari Total (GMT) yang melintasi beberapa provinsi di Indonesia antara lain Palembang, Bangka, Belitung, Sampit, Palangka Raya, Balikpapan, Palu, Poso, Luwuk, Ternate, Halmahera. 

Artikel ini aku tulis mungkin tidak berguna hari ini tapi mungkin kelak bisa berguna sebagai history yg patut di ceritakan. Karena kenapa? Karena Gerhana Matahari Total tidak terjadi setiap tahun sekali bahkan tidak pasti lima tahun mendatang akan kita temui lagi.

Terakhir GMT terjadi di Indonesia pada tahun 1983 dan baru bisa kita temui nanti tanggal 9 Maret 2016, So 33 tahun gais, mungkin orang tua kita kala itu masih remaja.

Bahkan kantor Pos Indonesia menyambut GMT ini mengeluarkan Perangko bertema Gerhana Matahari Total yang mulai di buru para kolektor.

Selain menulis artikel ini aku juga membuat sketch gambar Batara Kala (gambar di atas atau kunjungi Instagram nr_adhit)

Siapa Batara Kala?

Menurut Mitos Jawa Batara Kala yaitu raksasa besar yg marah dan memakan matahari (terjadilah gerhana) lalu memuntahkan kembali karena menurut pandangan orang jawa ketika gerhana matahari masyarakat harus membunyikan kentongan,panci dan lain-lain agar matahari yang di makan batara kala di muntahkan.

Bahkan Mitos yang masih populer di beberapa negara adalah perempuan hamil yang berada di tempat terbuka saat gerhana, bayinya akan buta atau berbibir sumbing saat dilahirkan.

Dalam ajaran agama Hindu, Kālá (Devanagari: कल) adalah putera Dewa Siwa yang bergelar sebagai dewa penguasa waktu (kata kala berasal dari bahasa Sanskerta yang artinya waktu).

Dewa Kala sering disimbolkan sebagai rakshasa yang berwajah menyeramkan, hampir tidak menyerupai seorang Dewa.

Dalam filsafat Hindu, Kala merupakan simbol bahwa siapa pun tidak dapat melawan hukum karma. Apabila sudah waktunya seseorang meninggalkan dunia fana, maka pada saat itu pula Kala akan datang menjemputnya. 

Share this:

CONVERSATION

0 komentar:

Post a Comment